Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Oleh Supriadi Purba Pendahuluan Sejak dunia ini ada, perbedaan telah menjadi sesuatu hal yang biasa. Apalagi konsep penciptaan manusia juga melahirkan dua jenis insan yang berbeda. Kemudian muncul perkembangbiakan yang melahirkan generasi masa berikutnya yang memiliki pola pemikiran berbeda sehingga melahirkan tradisi serta budaya yang berbeda. Tidak hanya berhenti sampai disitu saja, dalam hal meyakini ada sesuatu yang lebih tinggi dari manusia pun beranekaragam cara dan metode penyembahan. Puncaknya muncul Suku, Ras, Agama dan Antar Golongan, yang ketika pemahaman itu diabaikan maka akan muncul pertentangan yang berujung pada tragedy, perang dan puncaknya adalah ketidak percayaan antar sesama. Tulisan ini mengajak saudara-saudari tuk memandang dunia tidak sebelah mata melainkan dengan mata terbuka sehingga kearifan di dalam perbedaan tercapai sebagai mana manusia sesungguhnya sama adanya. Penjelasan Tidak bisa kita pungkiri masih banyak orang kristen masih menggunakan cara berpikir prakmatis dan apatis dalam memandang keberagaman yang ada. Sesungguhnya ini adalah ancaman bagi masa depan bangsa khususnya kekristenan itu sendiri. Disini saya menawarkan gagasan buat saudara-saudari bagaimana memandang kekristenan dari sudut yang paling terkecil dan seterusnya nanti kita akan melihat bagaimana memandang Negara hingga puncaknya melihat dunia dari perspektif kekristenan. Keberagaman yang ada pada dasarnya telah menjadi sesuatu yang memang harus ada karena manusia diciptakan memiliki pola, ragam cara bagaimana mengelola dunia dan melahirkan hasil yang hari ini kita bisa melihat jutaan dan bahkan lebih keberagaman yang ada. Hal-hal yang akan saya jelaskan dalam tulisan ini adalah simbol atau semboyan yang saya lihat penting untuk dijelaskan sebagai acuan memandang dunia. Sebagai mahasiswa yang aktif di GMKI, saya sudah cukup sudah cukup sering mendengarUt Omnes Unum Sintyang merupakan semboyan GMKI sendiri. Sebagai masyarakat Indonesia saya dianugrahi sebuah semboyan yang hingga hari ini menjadi dasar berpikir saya dalam memandang kebhinekaan yang Tunggal Ikasebuah semboyan yang memberikan harapan bagi orang-orang minoritas di negeri ini dan membangun sikap saling percaya. Selanjutnya adalah semboyan dari Amerika Serikat yang merupakan proses internasionalisasi dunia dengan konsepE Pluribus Unum. 1. Ut Omnes Unum Sint Yohanes 17 21 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia GMKI sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang ada sejak jaman penjajahan telah menerapkan semboyan Ut Omnes Unum Sint sebagai dasar bertindak dan memandang ke-Indonesia-an. Agar semua satu adanya beginilah pengertian singkat yang kemudian memperkenalkan bagaimana kita melihat keberagaman yang ada di dalam GMKI itu sendiri. Sebagai anak kandung Gereja, GMKI tentu memiliki anggota yang beranekaragam mulai dari denominasi Gereja, Suku, Kampus Universitas sampai pola berpikir. Ketika perbedaan menjadi pemandangan dalam tatanan organisasi maka sudah sepantasnya ada jembatan yang mampu merumuskan satu gagsan untuk dijadikan sebagai cara pandang bersama. Merumuskan Ut Omnes Unum Sint di GMKI sebagai Amsal atau Semboyan terkadang mendapat tantangan dari orang-orangnya sendiri yang memiliki sikap Eksklusif yang pada intinya adalah ancaman terbesar masa depan Organisasi ini. Hal ini menunjukkan tidak sepenuhnya Amsal GMKI dijadikan sebagai dasar berpikir sebagai mahasiswa yang merupakan anggota GMKI. Dengan demikian maka jelas bahwa dari sudut terkecil dari kehidupan ini perbedaan itu telah menjadi sesuatu yang lumrah dan telah ada sejak dulu. Sekarang bagimana kita memandang dari yang terkecil itu sendiri, sebut saja keragaman denominasi dan Gereja yang ada di Indonesia yang terkadang berbeda pandangan dalam melihat kekristenan itu sendiri. Sebagai mahasiswa GMKI tentu hal-hal yang terjadi di luar harus kita antisipasi dan GMKI harus mapu menjembatinya. Prinsip dasar dari Ut Omnes Unum Sint adalah mengajak kita untuk hidup dalam kebersamaan dan tetaplah hormat pada yang namanya Keberagaman. 2. Bhineka Tunggal Ika Indonesia merupakan satu Negara yang paling beragam di dunia. Keberagaman yang ada jikalau tidak dipelihara maka akan melahirkan gejolak yang akan mengancam masa depan bangsa. Jembatan yang telah dilahirkan oleh pendiri bangsa ini Sukarno Dkk merupakan keputusan akhir yang senantiasa mampu menjiwai dan memberikan harapan bukan hanya bagi kaum mayoritas namun bagi kaum minoritas, bukan hanya pada satu suku bangsa tetapi bagi suku bangsa yang lain, bukan hanya pada satu agama namun bagi agama yang lain. Jembatan ini yang sekarang menjadi roh negeri ini yang posisinya terkadang digugat oleh sekelompok orang yang radikal di negeri ini menjadi sakral karena dilandasi ketulusan hati oleh para perancang nya. Keberadaan jembatan itu sesungguhnya buah kreasi yang telah dirancang sejak awal dan bergambar kepada ahli besar negeri ini yakni Mpu Prapanca. Bhineka Tunggal Ika inilah jembatan yang merupakan penghubung orang kecil dengan orang besar, penghubung antar generasi. Semuanya adalah anugrah, keberagaman yang ada di Indonesia manjadi baik adanya karena di jaga oleh semboyan yang bergambar Burung Garuda. Dari Sabang sampai Marauke ribuan suku bangsa yang menghuni pulau-pulau yang menjadi kekayaan negeri ini. Suku bangsa yang mendiami kepulauan Indonesia juga beraneka ragam dalam hal keyakinan. Ada yang masih menggunakan keyakinan nenek moyang asli Kepercayaan Nenek Moyang selain penganut agama Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha serta Konghuchu. Hubungan yang terjadi antar Agama di Indonesia cukup memuaskan dikarenakan seringnya dialog yang dibangun sebagai kegiatan yang menjaga eksistensi kebhinekaan itu sendiri. Walaupun kemudian ada juga tindakan-tindakan yang refresentif dari orang-orang yang memang tidak senang dengan keberagaman yang ada. Karena Agama lah yang sering sekali dijadikan ajang menyatakan pendapat dalam wilayah Negara sehingga hal-hal yang seharusnya tidak dibahas dalam wilayah Negara dijadikan sebagai dasar tindakan. Tentu kalau Negara tidak tanggap dan menindak orang-orang seperti itu akan melahirkan ancaman serius yang puncaknya akan terjadi seperti di Poso Sulawesi Tengah. Salah satu tokoh yang cukup eksis dalam hal kebhinekaan adalah Abdulrahman Wahid alias Gus Dur yang sampai akhir hayatnya tetap memperjuangkan yang namanya Bhineke Tungga Ika. Perjuangannya dalam menjaga bangsa ini tanpa membeda-bedakan yang besar dan kecil yang mayoritas dan minoritas menghantarkannya sebagai Bapak Plularisme Indonesia dan dunia juga mengakuinya. Walau akhir tahun 2009 indonesia kehilanganya namunGus Dursenantiasa menjadi simbol bapak plularisme dan menjadi orang yang akan dicatat dalam sejarah bangsa sebagai orang Indonesia yang tahu diri. Ketokohan Gus Dur semestinya diikuti oleh penerus bangsa ini karena Gus Dur dengan tegas pernah mengatakan Wilayah Negara jangan disangkutpautkan dengan Wilayah Agama. Bhineka Tunggal Ika dengan Pancasila akan selalu abadi ketika masyarakat Indonesia mampu melestarikan sekaligus menjaga eksistensinya. 3. E Pluribus Unum Dunia tahu Siapa Amerika Serikat. Negara yang telah menghimpun semua masyarakat dunia ke dalam satu Negara yang namanya United Of America. Orang Indonesia banyak di Amerika begitu dengan bangsa-bangsa yang lain juga menghuni sekaligus menjadi masyarakat di sana. Kemajemukan Amerika Serikat adalah bukti bahwa Amerika telah menjadi Negara yang memiliki prinsip Internasionalisasi. Mungkin karena itulah Amerika Serikat hingga sekarang ini mencoba menguasai dunia dengan teknologi dan penemuan-penemuan yang ada. Kini jumlah orang Amerika keturunan asing mencapai 10,4 %, bertambah sebanyak dua kali lipat lebih dalam kurun waktu tiga puluh tahun . Kelompok yang paling pesat pertambahannya adalah orang Hispanik dan Asia. Dari tahun 1990 sampai 1999 populasi penduduk asal Asia di seluruh Amerika Serikat bertambah 43 % dan mencapai 10,8 juta jiwa. Sedangkan penduduk berlatar hispanik bertambah sebesar 38,8 % atau mencapai jumlah 31,3 juta orang, sehingga hampir menyamai jumlah orang Amerika keturunan Afrika. Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa dari 10,8 juta orang Asia, orang Indonesia juga terdapat di dalamnya. Artinya adalah bahwa memang benar bahwa Amerika Aerikat sudah menjadi satu negeri yang menghinpun seluruh penjuru dunia. Keragaman dari segi kepercayaan juga bertabur di Amerika Serikat, AS yang selama ini mungkin kita sering dengar sebagai Negara Kristen sekarang kemungkinan itu tidak benar lagi walaupun sejarah AS telah menceritakan bahwa orang-orang Eropa yang beragama Kristen yang pertama sekali membentuk Koloni di AS. Namun seiring perkembangan jaman, Amerika juga di datangi oleh bangsa-bangsa lain mengingat posisi Amerika sangat strategis. E Pluribus Unum Dari Banyak Menjadi Satu.Kata-kata ini begitu akrab di telinga kita, sehingga kita jarang mengambil waktu untuk memikirkan maknanya. Apakah yang menjadi ukuran keragaman kita? Apakah arti kesatuan kita? Seperti semua lambang yang baik, kata-kata tersebut dapat diartikan sebagai bermacam-macam cara. Maknanya telah berkembang sejak semboyan ini pertama sekali di gunakan pada tahun 1782. Ketika itu semboyan tersebut memiliki arti politis- dari banyak koloni, menjadi satu revoblik; dari banyak Negara bagian, menjadi satu bangsa. Pada lambang Negara kita burung elang botak membawa di paruhnya sebuah spanduk bertuliskanE Pluribus Unum pada perisainya terdapat tiga belas garis vertical, masing-masing mewakili dari koloni dari revoblik yang ketika itu baru terbentuk. Dengan melonjaknya imigrasi pada akhir abad ke-19 dan awala abad ke-20, makna semboyan tersebut mendapat sebuah dimensi budaya, yakni dari banyak suku atau bangsa, menjadi satu suku bangsa Amerika. Keberagaman Amerika hari ini telah jelas bahwa Amerika adalah Negara yang mampu menunjukkan kepada dunia bahwa mereka mampu hidup dengan perbedaan yang begitu beragam. Penutup Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui sejarah bangsanya. Inilah pernyataan Sukarno dalam“jas merah” nya. Apa sebenarnya arti dari ungkapan nya itu? Sukarno sejak awal paham bahwa di dalam sejarah kita begitu banyak perbedaan-perbedaan yang bisa dijadikan sebagai pelajaran dan sekaligus sebagai modal dalam memahami Indonesia dengan baik. Sukarno mengatakan demikian maka seharusnya kita mampu menjadi penerusnya yang mencintai Indonesia dengan Kebhinekaan dan Pancasila sebagai dasar Negara kita. Lihat Filsafat Selengkapnya
JawabanTentang Bagaimana dayu menggunakan batang logam 1 untuk mencari tahu jika batang logam 2 adalah magnet; Jawaban Pertanyaan berapa malaikat yang selalu mendoakan kita dalam melaksanakan ibadah bersedekah Jawaban Tentang Perkembangan teknologi komputer memberikan kemudahan pada berbagai bidang, termasuk dalam kegiatan i
Memahami kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anugerah Allah Mensyukuri kemajemukan bangsa Indonesia sebagai anguerah Allah Indikator • Menjelaskan keberagaman, kemajemukan bangsa manusia di Indonesia berdasarkan semboyan negara Bhineka Tunggal Ika • Menjelaskan peluang-peluang dan tantangan atas realitas keberagaman pada bangsa Indonesia. • Menganalisis ajaran Kitab Suci tentang keberagaman bangsa manusia menurut Kej 351-15 dan Yoh 41- 42 • Menganalisis ajaran Gereja tentang keberagaman bangsa manusia berdasarkan Nostra Aetate art..5 dan Gaudim et Spes Bahan Kajian 1. Keberagaman/Kemajemukan bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika 2. Peluang-peluang dan tantangan atas realitas keberagaman pada bangsa Indonesia. 3. Keberagaman umat manusia dalam ajaran Kitab Suci Kej 351-15; Yoh 4 1-42. 4. Suku-suku dan agama-agama yang ada di Indonesia. 5. Upaya-upaya membangun semangat kesatuan dan persatuan dalam masyarakat yang majemuk. Sumber Belajar 1. Konferensi Waligereja Indonesia KWI. 1996. Iman Katolik. Kanisius Yogyakarta. 2. A. Heuken SJ. 1991. Ensiklopedi Gereja. Cipta Loka Caraka Jakarta. 3. Alex Lanur. 1995. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka. Kanisius Yogyakarta. 4. Dr. P. Hardono Hadi. 1994. Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila. Kanisius Yogyakarta, 1994. 5. Kitab Suci Alkitab. Pendekatan Saintiik dan kateketis Metode Cerita, pengamatan, tanya jawab, diskusi, dan penugasan Sarana 1. Peta penduduk Indonesia. 2. Burung Garuda Pancasila Lambang Negara. 3. Kitab Suci Alkitab. 4. Buku Siswa kelas XII Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti. Waktu 3 x 45 menit. Pemikiran Dasar Dalam Kamus Besar Bahasa Iindonesia KBBI, Keragaman berasal dari kata ragam, yang berarti 1 sikap, tingkah laku, cara; 2 macam, jenis; 3 musik, lagu, langgam; 4 warna, corak ; 5 laras tata bahasa, keragaman menunjukan adanya banyak macam. Sedangkan keragaman sendiri berarti perihal berjenis-jenis atau beragam-ragam atau suatu keadaan yang beberagam-ragam-beragam-ragam. Keberagam-ragaman secara umum adalah suatu kondisi dimana terdapat perbedaan-perbedaan di dalam masyarakat di berbagai bidang seperti suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, adat dan kesopanan, sosial dan ekonomi. Unsur-unsur keragaman dalam masyarakat yaitu, antara lain; suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi dan politik, adat dan tatakrama, kesenjangan ekonomi dan sosial. Suku bangsa dan ras yang menempati wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangatlah beragam. Dari keragaman tersebut ada perbedaan ras dari ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain sebagainya. Suku bangsa yang ada di Indoseia lebih dari 300 macam. Sedangkan ras yang ada di Indonesia antara lain ras mongoloid yang terdapat di bagian Barat Indonesia dan ras austroloid yang terdapat di sebelah Ttimur Indonesia. Tentu saja bahwa manusia tidak bisa memilih agar dilahirkan di suku atau bangsa tertentu. Karena itu, manusia tidak pantas membanggakan dirinya atau melecehkan orang lain karena faktor suku atau bangsa. Agama dan keyakinan mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi trasendensi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan panca indra. Namun juga kekuatan gaib itu berdiam di dalam diri manusia imanen, yang hanya bisa dirasakan kekuatannya. Dalam kenyataannya fungsi agama dalam masyarakat antara lain adalah berfungsi edukatif ajaran agama secara hukum berfungsi menyuruh dan melarang, berfungsi penyelamat, berfungsi sebagai perdamaian, berfungsi sebagai sosial control, berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas, berfungsi transformatif, dan sebagainya. Di Indonesia, agama merupakan unsur yang sangat penting dan terdapat enam agama yang diakui, hal itu merupakan bukti adanya keragaman dalam hal agama atau kepercayaan. Adapun terhadap keragaman manusia dalam hal kepercayaan, sikap, dan perilakunya, manusia tidak dipandang sederajat. Ada yang mulia dan ada yang hina, bergantung pada kadar ketakwaannya. Ideologi dan politik Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental. Sedangkan politik bermakna usaha dalam menegakkan keteriban sosial. Fungsi ideologi adalah untuk memperkuat landasan moral dalam suatu tindakan. Adanya banyak partai di Indonesia merupakan bukti keragaman dalam hal ideologi dan politik. Meskipun pada keyataanya Indonesia hanya mengakui pancasila sebagai satu-satunya ideologi. Tatakrama; yang berarti adat istiadat, sopan santun, pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tatakrama di bentuk dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri dan diharapkan akan terjadi interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat itu sendiri. Kesenjangan ekonomi dan sosial;Indonesia merupakan negara berkembang dimana masalah perekonomian diperhatikan agar dapat meningkat. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, golongan dan strata sosial. Dalam hal ini terlihat jelas bahwa terdapat penggolongan orang berdasarkan status sosial Indonesia adalah negara dengan struktur masyarakat yang majemuk dan memiliki banyak keragaman dalam banyak hal. Keragaman tersebut dapat mempengaruhi kehidupan kita. Banyak pengaruh yang timbul karena adanya keragaman, diantaranya adalah 1 Didalam kelompok-kelompok sering kali terjadi segmentasi karena memiliki kebudayaan yang berbeda. 2 Struktur sosial terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplemeter. 3 Kurang adanya pengembangan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai sosial yang bersifat dasar. 4 Secara relatif sering kali terjadi konlik diantara kelompok yang satu dengan diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam bidang ekonomi. 6 Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain. Selain pengaruh diatas, jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti 1 Terjadinya disharmonisasi, dimana tidak ada penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia lingkungannya. 2 Terjadi diskriminatif terhadap suatu kelompok masyarakat tertentu yang akan memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang merugikan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3 Terjadi eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain, menganggap kelompok lain derajatnya lebih rendah dari pada kelompoknya sendiri. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu 1 Semangat Religius; 2 Semangat Nasionalisme; 3 Semangat Pluralisme; 4 Semangat Humanisme; 5 Dialog antar umat beragama; 6 Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konigurasi hubungan antar agama, media, masa, dan harmonisasinya. Problematika yang sedang dialami bangsa Indonesia saat ini adalah adanya gejala diskriminasi dalam masyarakat yang beragam. Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi isik, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan politik. Tentu saja kondisi ini bertolak belakang dengan semangat kebangsaan kita sebagaimana ditegaskan dalam pasal 28 ayat 2 UUD 1945 bahwa “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”. Sangat jelas sekali bahwa setiap orang mendapat perlindungan saat dia mendapat perlakuan diskriminasi. Meskipun begitu diskriminasi masih terjadi diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, diceritakan bahwa Bangsa Terpilih sering kali menghayati rasa satu bangsa, satu Tuhan, satu negeri, satu tempat ibadat, dan satu tata hukum 12. Dari sejarahnya, ternyata ketika mereka bersatu, mereka menjadi kuat, sanggup mengalahkan musuh dan menjadikan dirinya bangsa yang jaya. Namun, ketika mereka tidak bersatu, mereka menjadi bangsa yang tak berdaya dan tiap kali secara gampang dikalahkan oleh musuh-musuh mereka. Kitab Suci menceritakan bahwa ketika mereka dari Mesir memasuki tanah Kanaan di bawah pimpinan Yosua, mereka sungguh bersatu dan dapat merebut Tanah Terjanji itu. bdk. Yos 6 1-15, 63. Ketika mereka sudah menempati Tanah Terjanji yang dibagi menurut suku-suku keturunan Yakob, maka mereka lama-kelamaan terpecah dan menjadi lemah. Pada saat-saat itu, mereka menjadi lemah dan gampang dikalahkan oleh musuh-musuh mereka. Mereka pernah bersatu di bawah pimpinan raja Daud dan menjadi bangsa yang kuat dan jaya. Kemudian mereka terpecah lagi dan menjadi lemah. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, dikisahkan bahwa ketika saat Mesias datang, umat Israel telah dijajah oleh bangsa Romawi. Akibatnya mereka menjadi bangsa yang lemah dan terpecah belah. Ketika Yesus ingin mempersatukan mereka dalam suatu Kerajaan dan Bangsa yang baru yang bercorak rohani, Yesus mengeluh bahwa betapa sulit untuk mempersatukan bangsa ini. Mereka seperti anak-anak ayam yang kehilangan induknya bdk. Mat 23 37-38. Yesus bahkan berusaha untuk menyapa suku yang dianggap bukan Yahudi lagi seperti orang-orang Samaria. Kita tentu masih ingat akan sapaan dan dialog Yesus dengan wanita Samaria di sumur Yakob. Pada pelajaran ini, peserta didik dibimbing untuk memahami dan menghayati makna dan hakekat keberagaman sebagai realitas asali kehidupan manusia, khususnya dalam keberagaman atau kemajemukan hidup bangsa Indonesia sesuai semangat injili yaitu semangat Yesus sendiri. Kegiatan Pembelajaran Guru mengajak didik untuk mengawali kegiatan pembelajaran dengan doa Doa Pembuka Allah, Bapa kami, Engkau telah menciptakan alam semesta sebagai kediaman bagi umat manusia. Tatkala umat pilihan-Mu hidup terlunta-lunta di pengasingan, Engkau membebaskan mereka dan menghantar ke tanah terjanji. Tanah air yang subur dan berlimpahan susu serta madu. Engkau pun memberikan tanah air kepada kami. Bapa, kami bersyukur atas tanah air kami yang luas dengan isinya yang beraneka ragam lautan dengan ribuan pulau, gunung dan daratan, hutan dan belantara; semuanya menyemarakkan tanah air kami. Kami bersyukur atas ratusan suku dan aneka budaya serta bahasa yang Kau himpun menjadi satu bangsa dan satu bahasa. Kami mohon berkat-Mu bagi semua yang mendiami tanah air ini. Semoga kami semua berusaha memelihara dan memajukannya. Bebaskanlah tanah air kami dari bahaya bencana alam, kelaparan, perang, dan wabah penyakit. Semoga kami semua tekun membangun tanah air kami demi kemakmuran dan kesejahteraan seluruh bangsa. Bantulah kami mewujudkan tanah air yang adil, makmur, aman, damai dan sejahtera, sehingga tanah air yang kami diami di dunia ini selalu mengingatkan kami akan tanah air surgawi, tempat kami akan berbahagia abadi bersama Dikau. Semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin. Langkah Pertama Mengamati Keanekaragaman danDalamdoa Regina Coeli (Ratu Surga) di Lapangan Santo Petrus, 19 Mei 2019, Paus Fransiskus merenungkan Injil hari itu Yoh. 13:31-33a,34-35 yang berbicara
views Peranan Gereja dalam Kemajemukan Agama Oleh Hendrik Nyoman Wahini Sekolah Tinggi Immanuel Nusantara Pendahuluan Dalam lingkup kehidupan warga Negara, adanya kemajemukan agama adalah hal yang sangat sulit untuk di hadapi dalam suatu Negara. Contoh konkret adalah Negara Indonesia. Indonesia memiliki 5 kepercayaan agama; yaitu agama Kristen, Hindu, Budha, Kong Hu cu, dan Muslim. Dari ke-5 kepercayaan tersebut, Pentingnya Peranan Gereja Terhadap Kemajemukan Agama di Indonesia sangat dibutuhkan untuk pekabaran Injil karena sudah seharusnya gereja mengemban misi Allah untuk menyelamatkan semua umat manusia sesuai dengan Injil Matius 2819-20. Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa muridKu dan Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Dari Pernyataan Yesus Kristus inilah gereja di Indonesia harus berani bersaksi kepada non Kristen supaya banyak orang diselamatkan. Hubungan Gereja dan masyarakat Indonesia Indonesia bukanlah Negara teokrasi, bukan Negara agama atau yang berdasarkan pada suatu agama tertentu. Melainkan Negara kesatuan yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Pancasila sebagai landasan idiil dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional secara tegas menyatakan bahwa Negara menjamin kebebasan setiap penduduk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Sehingga dapat menghasilkan Negara yang berdaulat, makmur, dan sentosa. Dari jumlah penduduk yang sedemikian besar dengan berbagai agama dan aliran kepercayaannya adalah realitas yang sekaligus tantangan yang harus di perhitungkan oleh gereja dalam menempatkan diri dan menjalankan misinya di Indonesia.[1] 2. Realitas Yang Dihadapi Gereja Di Tengah-tengah Keberagaman Agama Undang-undang Dasar 1945, khususnya pasal 29 memberikan rumusan yang sangat jelas sekali dalam hubungannya dengan keberagamaan di Indonesia Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan kepercayaanya itu. Rumusan Pasal 29 ayat 1, 2 Yang sangat singkat dan padat ini memang mengasumsikan adanya jaminan serta kebebasan bagi warga Negara untuk melaksanakan ibadatnya dengan berbagai fasilitas yang di butuhkan untuk mendukung peribadahan itu namun tidak secara eksplisit mengungkapkan adanya kebebasan untuk berganti/bertukar/pindah agama. Sepanjang sejarah agama dapat memberi sumbangsih positif bagi masyarakat dengan memupuk persaudaraan saling menghargai, menghormati dan semangat bekerjasama antar anggota masyarakat. Akan tetapi realitas yang terjadi khususnya di daerah Poso, perang antar agama Islam vs Kristen masih terlihat di beberapa desa, hal ini mengakibatkan banyaknya pertumpahan darah. Dan sampai saat ini pemerintah setempat masih berusaha mencari solusi untuk permasalahan tersebut. Penyebab Terjadinya Konflik Antar Agama Di Indonesia Menurut Drs. Hendropuspito seorang tokoh Filsafat mengemukakan bahwa paling tidak ada empat hal pokok sebagai sumber konflik sosial yang bersumber dari agama. Hendropuspito, menyoroti konflik antar kelompok masyarakat Islam – Kristen di Indonesia, dibagi dalam empat hal, yaitu Perbedaan Doktrin dan Sikap Mental Semua pihak umat beragama yang sedang terlibat dalam bentrokan masing-masing menyadari bahwa justru perbedaan doktrin itulah yang menjadi penyebab dari benturan sadar atau tidak, setiap pihak mempunyai gambaran tentang ajaran agamanya, membandingkan dengan ajaran agama lawan, memberikan penilaian atas agama sendiri dan agama lawannya. Dalam skala penilaian yang dibuat subyektif nilai tertinggi selalu diberikan kepada agamanya sendiri dan agama sendiri selalu dijadikan kelompok patokan, sedangkan lawan dinilai menurut patokan itu. Agama Islam dan Kristen di Indonesia, merupakan agama samawi revealed religion, yang meyakini terbentuk dari wahyu Ilahi Karena itu memiliki rasa superior, sebagai agama yang berasal dari Tuhan. Karena hal itulah yang mempengaruhi faktor perbedaan doktrin dan sikap mental dan kelompok masyarakat Islam dan Kristen punya andil sebagai pemicu konflik. Perbedaan Suku dan Ras Pemeluk Agama Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam masyarakat. Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan, bahkan dalam konflik fisik sering terjadi, yang merugikan ketentraman dan keamanan. Di beberapa tempat yang terjadi kerusuhan seperti Situbondo, Tasikmalaya, dan Rengasdengklok, massa yang mengamuk adalah penduduk setempat dari Suku Madura di Jawa Timur, dan Suku Sunda di Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi korban keganasan massa adalah kelompok pendatang yang umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku Tionghoa. Jadi, nampaknya perbedaan suku dan ras disertai perbedaan agama ikut memicu terjadinya konflik. Perbedaan Tingkat Kebudayaan Agama sebagai bagian dari budaya bangsa manusia. Kenyataan membuktikan perbedaan budaya berbagai bangsa di dunia tidak sama. Secara sederhana dapat dibedakan dua kategori budaya dalam masyarakat, yakni budaya tradisional dan budaya modern. Kelompok masyarakat setempat memiliki budaya yang sederhana atau tradisional sedangkan kaum pendatang memiliki budaya yang lebih maju atau modern. Karena itu bentuk rumah gereja lebih berwajah budaya Barat yang mewah. Perbedaan budaya dalam kelompok masyarakat yang berbeda agama di suatu tempat atau daerah ternyata sebagai faktor pendorong yang ikut mempengaruhi terciptanya konflik antar kelompok agama di Indonesia. Penutup Agama Kristen di Indonesia adalah agama yang minoritas, dan sebagai agama yang minoritas Gereja harus memahami bahwa eksistensinya hidup berdampingan di tengah-tengah kemajemukan agama. Gereja harus memberikan dasar-dasar teologis-dogmatis dan sikapnya terhadap agama lainnya. Sedangkan disisi lain gereja harus memahami dan mengerti tentang keberadaan, dasar-dasar kehidupan agama lain, dan sedapat mungkin mengenal ajaran agama lain. Atas dasar itulah gereja dan orang kristen dapat mengambil sikap praktis, bagaimana hidup bersekutu, melayani dan bersaksi di tengah-tengah kemajemukan agama dan penganut agama lain. Dalam pemahaman inilah gereja melakukan tugas dan panggilannya sebagai garam dan terang dunia. Dalam hal ini gereja senantiasa memberikan pemahaman terhadap umatnya. Dan sebagai warga gereja, adalah suatu keharusan untuk menghargai, menghormati, dan berusaha menjadi berkat bagi agama lain. Referensi Alkitab. 2014. Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia Dewi S. 2000. Hubungan Gereja dan negara. Jakarta BPK Gunung Mulia. Soetarman, SP. 1993. Fundamentalisme agama-agama dan teknologi. Jakarta BPK Gunung Mulia. Wlliam, C. 2002. Pluralisme, konflik & Pendidikan agama di Indonesia. Yogyakarta Pustaka Pelajar. [1] Dewi SRI, Hubungan Gereja Dan Negara, Antalya Rileni Sudeco, Medan2000, Hal 165-166PENDAHULUAN Konsili Vatikan II telah memulai tahap baru dalam hubungan Gereja dengan agama-agama lain. Banyak dokumen Konsili secara eksplisit mengacu kepadanya, dan terutama satu, deklarasi Nostra Aetate, seluruhnya dikhususkan bagi 'hubungan antara Gereja Katolik dan agama-agama dan kepercayaan lain.. Perubahan pesat di dunia dan perenungan yang paling dalam tentang misteri Gereja sebagai
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 5 merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu diitnahkan segala yang jahat. 12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu”. c. PendalamanDiskusi Setelah menyimak teks Kitab Suci Matius 51-12, cobalah kamu rumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan tentang hidup manusia yang bermakna menurut teks ayat-ayat Kitab Suci tersebut. 3. Menghayati Hidup sebagai anugerah Tuhan. Untuk menghayati hidup sebagai anugerah Tuhan yang sangat berharga bagi setiap insan manusia, maka buatlah releksi pribadi dan rencanakan suatu aksi. a. Releksi Tulislah sebuah releksi tentang makna hidupmu sebagai sesuatu yang berharga dari Tuhan. Apa saja yang perlu kamu lakukan sebagai pelajar untuk mengisi hidupmu secara berkualitas. b. Aksi 1 Tulislah sebuah rencana aksi untuk menghargai hidupmu sendiri dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang bermutu, seperti rajin belajar, disiplin terhadap peraturan di sekolah dan di rumah serta di masyarakat. Sumber http ... Diakses pada tgl. 26 Mei 2014 Gambar Yesus mengajar. 6 Kelas XII SMASMK Semester 1 2 Hasil releksimu dapat dipajangkan di Mading kelas. Doa Penutup Terima kasih ya Bapa, Putra dan Roh Kudus atas rahmat penyertaan-Mu bagi kami selama kegiatan pembelajaran ini, sehingga dapat memahami bahwa hidup itu sebuah panggilan yang sangat berharga yang perlu kami perjuangkan selama hidup di dunia ini. Semoga kami senantiasa memuliakan Engkau sepanjang segala masa. Amin. B. Panggilan Hidup Berkeluarga Gereja Katolik secara tegas mengajarkan bahwa perkawinan Katolik adalah Sakramen, karena itu setiap pasang suami istri harus menjaga kesucian perkawinan. Karena itu sifat perkawinan Katolik adalah monogami dan tidak terceraikan, kecuali hanya oleh maut; “karena apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia” Mat 196. Sakramen Perkawinan sebagai akar pembentukan keluarga Katolik hendaknya dijaga kesuciannya, karena keluarga merupakan Gereja kecilmini atau ecclesia domestica. Artinya antara lain bahwa keluarga-keluarga Kristiani merupakan pusat iman yang hidup, tempat pertama iman akan Kristus diwartakan dan sekolah pertama tentang doa, kebajikan-kebajikan dan cinta kasih Kristen bdk. KGK 1656 1666. Doa Pembuka Allah Bapa yang penuh kasih, Puji dan syukur kami haturkan kehadirat-Mu atas anugerah kehidupan yang Engkau berikan kepada kami. Bimbinglah kami dalam kegiatan pembelajaran ini agar kami sungguh memahami makna hidup kami di dunia, dan menghayati panggilan hidup berkeluarga, serta menghargai orangtua kami yang telah membangun keluarga di mana kami menjadi bagian dari keluarga ini. Doa ini kami sempurnakan dengan doa yang diajarkan Yesus Putra-Mu... Bapa Kami.. dahulu Tentunya ini tidak sesuai dengan ajaran agama. Perdamaian akan tercipta tanpa adanya tindak kekerasan di muka bumi. Semua agama yang ada memiliki inti ajaran yang sama yaitu menciptakan perdamaian antar sesama manusia. Tentunya setiap ajaran agama tidak menginginkan adanya tindak kekerasan terjadi dalam pengikutnya. Hanya sajaArtisebenarnya dari Trinitas adalah bahwa Allah adalah 1 tetapi dengan 3 pribadi yang berbeda. Kita sebagai manusia sering tidak mengerti ini karena kita tidak tahu betul tentang kesempurnaan Allah yang Mahakuasa. Dalam artikel ini, kita akan meninjau sepenuhnya makna dari Trinitas dalam Alkitab untuk Anda.
Sejakdini "otot" pemahaman maupun praktik mengenai penghormatan terhadap keberagaman harus dikokohkan. Pada konteks ini pendidikan multikultural menjadi sangat penting. Pendidikan multikultural GiovaniMalinda Active Member. Sebutkan dan jelaskan tri tugas panggilan gereja ? Gereja adalah suatu persekutuan umat Kristen yang memiliki fungsi utama untuk bersaksi tentang Yesus Kristus di dunia. Gereja diambil dari kata ekklesia yang artinya "dipanggil keluar" untuk memberitakan Firman Tuhan. Dalam tugasnya, gereja memiliki 3Translationsin context of "TENTANG AJARAN GEREJA" in indonesian-english. HERE are many translated example sentences containing "TENTANG AJARAN GEREJA" - indonesian-english translations and search engine for indonesian translations.
Posts 1,912. "Nostra Aetate" (pandangan Gereja Katolik terhadap agama-agama lain) Semoga dokumen ini bermanfaat bagi teman2, khususnya teman2 non-Kristen, yang ingin mengetahui pandangan Gereja Katolik terhadap agama-agama lain, termasuk Islam, Yahudi, dan lainnya. Juga untuk mengingatkan umat Katolik agar tidak melakukan diskriminasi ataupun
Padakesempatan kali ini penulis akan sedikit menjelaskan transformasi budaya yang telah dilakukan Nabi Muhammad di semenanjung Arab. Transformasi ini juga meliputi penjelasan mengenai ekspansi Islam yang mengedepankan upaya damai. Tulisan ini mencoba mengangkat ajaran Islam yang sangat menjunjung tinggi moral dan juga nilai kemanusiaan.
| Кра ጲуч νኙփоφዬψո | Σад гኂмαηθ ըрси |
|---|---|
| Шоշе πесниዪա | Θጷопсасуд եслоቁէվ яծехрусв |
| Ըթу учиረ | Аψιсሸшоዐи ωλኹрուжቡ |
| Хθнуդኛ тоգεኒ оδайуζо | Ичесህ ጲпօկυդሰկ |
| Еቧажιсፊςо αйиኁиμωнየ | Оվур уцቢት ጳуш |
Sebab agama mampu menjadi tempat bagi kita untuk mengadu dan berkomunikasi dengan Tuhan. Kepasrahan kita kepada Tuhan didasarkan pada suatu ajaran bahwa manusia hanya bisa berusaha, lalu Tuhan yang menentukan. Beragama bukan hanya citra diri di media sosial dan simbol-simbol. Agama adalah pijar kehidupan, menerangi hidup yang penuh kegelapan